Inferioritas adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa rendah diri di hadapan orang lain. Merasa tidak berharga karena punya banyak kekurangan. Merasa kalah dan tidak sebanding dengan yang lain dalam suatu hal.

Tidak merasa cukup dengan apa yang ada di tangan sering kali menjadi pengiring inferioritas. Insecure, merasa tidak aman karena tidak ada kepastian dalam diri. Cemas menghadapi masa depan karena merasa tidak berdaya dan tidak memiliki kemampuan.

Inferioritas sering kali menjadi penyebab seseorang lari dari lingkungan sosial. Terimbas blackhole effect, menghilang dalam kegelapan sosial. Menarik diri dalam kesendirian di tengah keramaian. Menghindar, tidak siap menghadapi ujian, tantangan, dan persaingan.

Salah asuhan, tekanan sosial, galat didikan, serta lemahnya keimanan bisa menyebabkan inferioritas. Secara spiritual, kurangnya keimanan bahwa hakikat kekurangan adalah fitrah penciptaan menjadi faktor determinan. Padahal, ada Allah, Al-Jabbar.

Keagungan, Ketinggian, dan Keperkasaan-Nya akan memaksa segala sesuatu untuk tunduk pada kehendak-Nya. Namun, Keperkasaan-Nya juga mampu menutupi kelemahan hamba-hamba-Nya. Kebesaran-Nya mampu memperbaiki hati yang hancur berantakan.

Keimanan kepada Al-Jabbar dapat meningkatkan kepercayaan diri. Mengubah cara pandang tentang kelemahan dan kekurangan menjadi kekuatan dan kelebihan. Memacu untuk bangkit dari titik terendah ke puncak terindah, from zero to hero. Tidak ada yang mustahil, jika semuanya terhubung dengan Allah, Al-Jabbar.
________

Prodi BKPI STAI Persis Garut membuka kesempatan bagi semua kalangan untuk belajar pemberdayaan diri demi meraih sukses dunia dan ukhrawi.
________

https://instagram.com/bkpi_staipigarut?igshid=MmJiY2I4NDBkZg==

https://instagram.com/uptlp_staipi?igshid=MmJiY2I4NDBkZg==

Leave a Comment